Rabu, 20 Juli 2011

TIKUS, SABUN, PHOBIA DAN KEADILAN


TIKUS, SABUN, PHOBIA DAN KEADILAN


Assalamu’alaikum. Haha, lagi-lagi saya muncul dengan judul yang aneh-aneh, tapi percayalah, walau terlihat tidak nyambung, hal ini benar-benar urgen untuk disampaikan (muka serius). Otak saya sampai berfikir dalam karena kejadian langka ini (Wow ! Ketahuan jarang dipakai nih). Tahu apa ? Yak tidak usah panjang-panjang dalang, langsung saja ke TKP !!



SABUN BATANGAN ITU..
Yak, kejadian ini baru-baru saja, di minggu awal bulan Mei yang panas, saya mendapati sebuah fenomena mengejutkan, saat saya mendapati persediaan sabun cair di dalam botol menipis (apa coba), cuma cukup buat sekali mandi. Saya awalnya garuk-garuk kepala karena saya belum dapat gajihan dari Ummi, sedangkan buat memakai sabun yang biasa dipakai rekan keluarga lain bisa beresiko bikin kulit saya merah dan gatal-gatal atau pengelupasan sepanjang hari. Setelah berembuk dengan sisa rupiah di dompet, dan berazzam untuk tidak membuka tabungan sakral yang memang ada, karena sekali keenakan dipakai, nanti ludes karena keenakannya keterusan. Calon Ummi mesti disiplin (ceile..), batin saya saat itu.
Lalu sorenya, saya pergi ke supermarket dekat rumah, dan mulai berjalan menuju barisan yang jual kebutuhan kamar mandi. Mata saya mendapati hal yang sudah jarang saya pakai, ya ! tumpukan sabun batangan bergam merk dengan harga fantastis, lebih murah setengah daripada kemasan isi ulang cair. Saya mulai browsing sabun di sana, lihat-lihat komposisi, apakah ada bahan daftar hitam yang memang bikin kulit sensitif saya jadi alergi. Saya menemukan sebuah merk yang memang aman biasanya untuk kulit saya, dan menuju kasir untuk membayarnya.
Setelah dipakai mandi sore, saya menaruh sabun itu di tempatnya, di kamar mandi. Tanpa saya perhatikan, bahwa tutup lobang yang biasanya buat turun air di kamar mandi hilang, dan sekarang lobangnya menganga lebar. Awalnya itu bukan masalah, tapi tanpa disangka-sangka, hal itu malah starter masalah baru, dan mengantar saya untuk menuliskan postingan yang ini.
Malamnya, saya tidur dengan damai dan sentosa seperti biasanya. Lalu, seperti jadwal yang biasa, jam tiga teng saya terbangun dengan natural dan menuju kamar mandi untuk mengambil sabun muka, saya biasa cuci muka dengan sabun pembersih sebelum berwudhu. Saat ke kamar mandi , saya mendapati sesosok mahluk (hihihi) dengan buntut dan mata yang menyeramkan dan kecepatan lari yang gesit. Penampakan mahluk itu kontan membuat saya bergidik dan refleks mengeluarkan teriakan yang sukses membangunkan Abang saya yang tidur sendiri di kamar depan. Dan dengan sekejap mahluk itu menghilang lewat lobang turun air yang terbuka lebar. Sudah dapat menebak ? Iya mahluk yang buat saya bergeli-geli ria itu adalah sebuah spesies bernama TIKUS, entah tikus apa. Pokoknya si mahluk itu berhasil membuat saya langsung ngibrit dan merajuk masuk kamar mandi dengan degup jantung yang naik, dan menyuruh Abang (sang korban insiden)  dengan mimik trauma untuk mengambilkan sabun wajah saya.
Besoknya, dengan agak ragu saya masuk kamar mandi lagi untuk rutinitas biasanya, setelah memastikan aman, saya masuk dengan senyuman dan seketika.. senyuman saya sirna dan mata saya membulat, saat melihat sabun batangan yang baru saya pakai sekali itu sudah tinggal setengah. Tidak ada komentar dan speechless, dan cukup, kesimpulannya : lobang edan itu HARUS ditutup !

TIKUS-TIKUS 

Karena tanpa disangka-sangka, saya punya urusan lagi dengan salah satu mahluk ciptaan Allah itu, dengan iseng di waktu luang, saya mulai bertanya-tanya pada mbah goggle lagi tentang koloni mereka. Dan saya mendapatkan informasi yang cukup memilukan hati (apa coba..) tentang tikus-tikus itu..
Ternyata kebiasaan tikus yang ‘makan’ apa saja (omnivora) dan pengerat yang mengerat apa saja, dari sabun sekali pakai punya saya sampai tutup tupperware pun bisa di embat olehnya. Yang membuat tikus mesti makan apa saja tanpa memikirkan rasanya kayak kita-kita, terletak pada gigi depan tikus yang selalu tumbuh memanjang tanpa batas, bahkan bisa menembus mulutnya (hii.. serem..). Untuk menghindarkan itu, tikus-tikus harus mengeratkan dan mengasah giginya agar tetap pada panjang yang ideal. Jadi mereka makan bukan hanya buat urusan perut tapi juga urusan gigi.

Bersyukur deh pada Allah SWT kita diciptakan jadi manusia, gak perlu ribet soal ngasah gigi setiap hari. (Hehehe)

PHOBIA


Menurut yang pernah saya baca, phobia adalah gejala psikologis di mana kita jadi ketakutan atas sesuatu tanpa sebuah alasan yang jelas. Phobia juga dapat terjadi pada apa saja, ada orang yang ketakutan setengah mati sama kegelapan, kucing, bahkan ada yang phobia uang (penyakit gak bisa kaya donk). Biasanya menurut penelitian, kebanyakan orang phobia terhadap binatang tertentu, dan salah satu binatang paling tidak disukai di dunia adalah tikus. Rata-ratanya mereka geli dan jijik atas kehadiran binatang tersebut (include me Hohoho).

KEADILAN

Kayaknya tikus, phobia dan sabun masih ada aja ya koneksinya, tapi kok malah nyasar ke yang namanya keadilan ? Bingung ? Nah itu, ini adalah sambungan yang saya pikirkan saat mencoba meraba hikmah dan berpikir dalam atas sisa setengah sabun tadi.
Nyadar gak teman-teman, biasanya kita sering mengeluh tentang kata itu, iya KEADILAN. Pernahkah di salah satu hidup kamu, dirundung dengan sebuah permasalahan yang menjadikanmu merasa orang yang paling menderita di dunia, Allah terasa tidak adil dan kamu menangis dalam lara yang tak berkesudahan. (Hiperbola amat..). Nah jangankan kamu, saya aja pribadi pernah merasakan hal itu, dan tentu seakan ada berkilo-kilo ton beban yang mampir dipundak kamu. Namun, lihatlah ! Bila kita melihat secara lebih dalam terhadap beragam hal disekitar kita, maka terdapat jawaban dan pelajaran yang membuat manusia mesti selalu menjadi yang bijaksana.
Pada awalnya, saya akui, saya sensi setengah mati dengan tikus itu. Mana uang tipis, sabun juga dibikin tinggal setengah, bikin hati takut setengah mati lagi. Pokoknya biasa.. kalo cewe sensi ngedumelnya lama. Tapi, saya mencoba berfikir lebih dalam dan menemukan sesuatu yang dapat saya ambil dari si tikus itu.
Bayangkanlah kawan, menurut penelitian aja tikus menjadi hewan yang paling tidak disukai di dunia, jadi makanan ular ato kucing, sering dikasih jebakan sama racun, kehadirannya dianggap jorok, bahkan jadi percobaan zat-zat baru di laboratorium. Terus itu, ditambah cobaan dengan gigi yang bisa membunuh dirinya sendiri (huhuhu), mana harus sering-sering di asah lagi. Terus, sebagai yang paling tidak disukai, mana ada manusia yang mau kasih makanan sama dia, ya gak bisa nggak, dia harus nerima apa yang ada. Ya itu ! Dari sampah, sabun bahkan tutup tupperware di comot demi survive di dunia kejam ini. Tikus pun juga gak mau kayaknya dilahirkan jadi tikus, kalau boleh minta juga maka mungkin juga Ia akan teriak LAHIRKAN SAYA SEBAGAI KUCING ANGGORA !!! (Tapi, saya tidak meminta anda untuk memelihara mereka loh.. karena bagaimanapun kencing tikus membawa hama penyakit pes yang bahaya bagi kesehatan).
Tetapi, pernahkan kita mencoba berfikir, dengan sebesar itu ‘ujian’ buat jadi tikus, ditambah mereka adalah mahluk Allah yang hanya diberkahi oleh insting semata, toh spesies mereka masih bisa bertahan di jagad raya ini. Belum ada yang mendaftarkan mereka sebagai hewan langka yang biasa nampang di halaman belakang atlas kan ? Mengapa ? Iya itu kuasa Allah SWT tentunya dalam beragam cara, entah dari kelahiran yang memang banyak ataupun kemampuan istimewa yang dimiliki para tikus.
Lalu ? Kenapa jadi ke keadilan. Ini adalah bentuk keadilan dari sang Maha Adil, bahkan tikus-tikus yang kita anggap hama tak berarti pun telah diciptakanNya dan diberikan rezeki untuk bertahan hidup terlepas dari segala ujian yang harus dirasakan. RezekiNya pun dalam beragam cara, dan mungkin nih.. salah satunya setengah sabun saya yang sudah di nyam-nyam sama si tikus.
Nah itu poinnya ! Apalagi manusia macam kita, yang diciptakan sebagai penciptaan paling sempurna diantara ciptaanNya. Dianugrahkan akal dan naluri, menjadi yang paling beradab pada hakikatnya di dalam semesta. Pasti ada rezekinya, dan tentunya dalam beragam cara. Terkadang saat kita memang merasa berat dan lelah, sakit serta bosan dengan segala masalah serta ujian. Hati kita tak bisa lepas dari pertanyaan apakah Allah memang adil pada hambaNya. Nah itu bahaya ! cepat-cepat Istighfar karena kita telah meragukan ke MAHA an dari ALLAH SWT. Saat itu kita pasti lupa, bahwa Allah memberikan rezekinya dalam BERAGAM cara, dan itu terangkai dalam goresan kejadian demi kejadian serta takdir yang dialami setiap dari kita selama kita masih hidup. Rezeki akan datang dari jalan yang tak pernah kita kira, bisa jadi masalah yang kita hadapi akan jadi pundi-pundi rezeki yang barokah dariNya. Yakinlah pada Keadilan yang Maha Adil, yaitu ALLAH SWT.

INDAH PADA WAKTUNYA
Analogi yang paling saya suka adalah tentang kupu-kupu (hehe.. mentang namanya sama). Gini ceritanya:

Ada seorang anak kecil polos yang berdo’a pada Allah bahwa Ia ingin hewan peliharaan yang cantik, lalu keesokan harinya Ia mendapati seekor ulat hijau jelek yang teronggok di selembar daun di salah satu tanaman di halaman rumahnya. Ia pun cemberut, sambil protes pada ALLAH, dia kan minta yang cantik ? Kenapa diberikan yang jelek ? Namun si anak tetap memperhatikan ulat itu dan tak membuangnya. Setelah beberapa hari berlalu, si anak terkejut mendapati ulatnya hilang tanpa jejak, dan berganti dengan sesuatu berbenang yang menggantung di daun tempat ulatnya biasa berbeda. Lalu, dengan kuasa Allah SWT, kepompong itu terbuka, dan dari dalamnya keluarlah seekor hewan dengan sayap berwarna-warni dan terbang dengan cantiknya. Hewan itu bernama kupu-kupu. Dengan tanpa sepengetahuan sang anak, sebenarnya ALLAH telah memberikannya hewan yang cantik semenjak dulu, namun hewan itu butuh proses untuk menjadi cantik. Dalam proses itu Allah memberikan BONUS bagi si anak, yaitu pelatihan untuk SABAR, jika saja Ia tidak sabar, maka Ia tidak akan mendapatkan hadiah berupa hewan cantik itu. Ia pasti sudah membuang ulat jelek calon kupu-kupu cantik itu semenjak dulu.
Jadi, teman-teman yang di rahmati Allah. Hal itu juga sama terjadi pada kita saat kadang kita menginginkan sesuatu dan dilanda masalah saat menginginkannya. Banyak ujian yang membuat kita merasa di tidak adili oleh takdirNya. Pada DIA sedang memberikan sebuah keadilan lewat ketidak adilan versi kita, bahkan kita diberi bonus-bonus berupa masalah yang memberi kita kedewasaan, kebijaksanaan serta kesabaran dalam hidup. Sungguh tiada yang lebih sempurna dibanding keputusanNya. Dan ingat, belum tentu apa yang baik menurut kita, baik juga di sisi Allah dan buruk menurut kita, buruk juga di sisi Allah. Dengan masalahmu, DIA sedang memetamorfosiskanmu menjadi seorang kupu-kupu.
Amien.



Di selesaikan di tengah malam menunggu waktu dini hari, saat berkhalwat dengan kesunyian.
Note :
Ana dedikasikan tulisan ini untuk bunga-bunga yang sedang merasa berat dirundung masalah, seakan keadilan tidak berpihak kepadamu.
Ingat adik-adikku, masalah diberikan Allah untuk membuatmu dewasa dan bijaksana.
Dan orang-orang yang belum mengerti yang menyerang kalian adalah lahan untuk mengasah lisan kalian dan mendulang pahala memberikan ilmu dan mengingatkan saudaramu.
Ingatlah tikus dan kupu-kupu, maka kalian akan percaya pada keadilan yang pada akhirnya ditunjukkan oleh Allah SWT.
Insya Allah, semua akan indah pada waktunya. Allah humma ana.

1 komentar:

  1. Sungguh beruntung urusan seorang mukmin, jika mendapat anugerah ia bersyukur maka menuai pahala dan bila terkena musibah ia sabar itu pun diganjar pahala. Inspiratif, lanjutkan..! Salam ukhuwah.

    BalasHapus